Rabu, 18 Januari 2012

“Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi Tentang Bahaya Rokok



BAB I
PENDAHULUAN

Masalah Penelitian dan Latar Belakang Masalah
            Kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat diperlukan dalam kehidupan seseorang.  Kebiasaan hidup sehat dapat menunjang kesehatan seseorang.  Kebiasaan hidup yang sehat diantaranya mengkonsumsi makanan yang bergizi secara teratur, berolahraga secara teratur, menghindari makanan yang banyak lemak
dan menghindari merokok.
Walgito (2004), mengemukakan dewasa ini merokok merupakan pemandangan yang tidak asing, kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan, juga sebagian perokok pria menganggap bahwa merokok adalah lambang kemaskulinan, namun dilain pihak merokok dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan pribadi perokok, orang di sekitar perokok, dan lingkungan.  Menurutnya sebagaian anak remaja usia 15 tahun dan masih duduk di bangku SMP dan SMA sudah mulai merokok.
            Merokok adalah kebiasaan buruk yang dapat merusak kesehatan diri sendiri dan orang lain, tidak dipungkiri bahwa sebagian besar masyarakat mengetahui akan dampak negatifnya.  Faktanya dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari,misalnya di lingkungan rumah, kantor, angkutan umum maupun di jalan banyak orang yang merokok (Komalasari & Helmi, 2008).




World Health Organization (2008),  menyatakan terdapat 1,35 miliar perokok di dunia dengan persentase terbesar dari China 390 juta perokok atau 29% per penduduk, kemudian India 144 juta perokok atau 12,5% per penduduk, kemudian Indonesia menduduki peringkat ketiga 65 juta perokok atau 28% per penduduk (setara dengan 225 miliar batang per tahun).  Di Indonesia diketahui perokok dari kalangan anak-anak dan remaja didapatkan perokok pria 24,1% anak/remaja pria, wanita 4,0% anak/remaja wanita atau 13,5% anak/remaja Indonesia,sedangkan dari kalangan dewasa didapatkan perokok pria 63% pria dewasa, wanita 4,5% wanita dewasa atau 34% perokok dewasa. Survey Sosial Ekonomi Badan Pusat Statistik (2001) mengemukakan bahwa di Sulawesi Utara diketahui perokok pria 61,2% dan wanita 1,9%.
            Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2004) menyatakan dengan besarnya jumlah dan tingginya persentase penduduk yang mempunyai kebiasaan merokok, Indonesia merupakan konsumen rokok tertinggi kelima di dunia dengan jumlah rokok yang dikonsumsi pada tahun 2002 sebanyak 182 milyar batang setiap tahunnya setelah Republik Rakyat Cina (1.697.291 milyar), Amerika Serikat (463.504 milyar), Rusia (375.000 milyar), dan jepang (299.085 milyar).
            Gondodiputro (2007), menyatakan tingginya persentase penduduk Indonesia yang mempunyai kebiasaan merokok sehingga kesehatan menjadi salah satu faktor yang tidak bisa dikesampingkan.  Tercatat tidak kurang dari 4.000 jenis zat kimia yang terkandung dalam sebatang rokok dan 60 zat diantaranya bersifat karsinogenik dan bersifat adiktif.



Jumlah prevalensi anak dan remaja yang merokok terus meningkat.  Survei Sosial Ekonomi Badan Pusat Statistik tahun 2001 dan 2004 menunjukkan terjadinya peningkatan prevalensi merokok pada anak usia 15-19 tahun.  Pada tahun 2001 prevalensi merokok pada tahun 2004 menjadi 17.3% (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003).
Glasier & Gebbie (2005), masa remaja adalah suatu periode transisi yang memiliki rentang dari masa kanak-kanak yang bebas dari tanggung jawab sampai pencapaian tanggung jawab pada masa remaja.  Remaja memiliki masalah yang  berbeda dari orang dewasa karena pada usia ini mereka sedang berusaha untuk mencari jati diri, sehingga program pendidikan kesehatan harus dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan mereka terlebih khusus bagi para remaja yang berdomisili dan bersekolah di daerah dekat pasar yang rentan dengan pengaruh
pergaulan yang dapat menjerumuskan generasi penerus bangsa Indonesia.

Masalah inilah yang melatarbelakangi peneliti untuk mengetahui sikap dan pengetahuan remaja tentang bahaya rokok dengan melakukan penelitian “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi Tentang Bahaya Rokok di SMK Klabat Airmadidi’’.







Pernyataan Masalah
            Penelitian berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai berikut:
1.      Apakah ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan siswa-siswi tentang bahaya rokok.
2.      Apakah ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan terhadap sikap siswa-siswi tentang bahaya rokok.
3.      Apakah ada pengaruh antara pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok terhadap pengetahuan siswa-siswi bila dilihat dari jenis kelamin.
4.      Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok terhadap sikap siswa-siswi bila dilihat dari jenis kelamin.
5.      Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok terhadap pengetahuan siswa-siswi bila dilihat dari segi pendidikan orang tua.
6.      Apakah ada pengaruh antara pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok terhadap sikap siswa-siswi bila dilihat dari segi pendidikan orang tua.

Tujuan Penelitian
Setelah meninjau latar belakang masalah, perumusan masalah, serta tinjauan kepustakaan maka disusun tujuan dari penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengidentifikasi pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok terhadap  pengetahuan siswa-siswi SMK Klabat Aimadidi.
2.      Untuk mengidentifikasi pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok terhadap sikap siswa-siswi SMK Klabat Airmadidi.
3.      Untuk mengidentifikasi pengaruh antara pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok terhadap pengetahuan siswa-siswi SMK Klabat Airmadidi bila dilihat dari jenis kelamin.
4.      Untuk mengidentifikasi pengaruh antara pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok terhadap sikap siswa-siswi SMK Klabat Airmadidi bila dilihat dari jenis kelamin.
5.      Untuk mengidentifikasi antara pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok terhadap  pengetahuan siswa-siwi SMK Klabat Airmadidi bila dilihat dari segi pendidikan orang tua.
6.      Untuk mengidentifikasi antara pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok terhadap sikap siswa-siwi SMK Klabat Airmadidi bila dilihat dari segi pendidikan orang tua.

Manfaat Penelitian
Bagi Praktek Keperawatan
            Untuk menambah pengetahuan bagi tenaga kesehatan agar dapat menyampaikan pengetahuan tentang bahaya rokok kepada masyarakat terutama kepada remaja.

Bagi Institusi
            Untuk memberikan bahan masukan dalam kegiatan pembelajaran terutama
Mengenai bahaya rokok terhadap kesehatan pada siswa-siswi di SMK Klabat Airmadidi, dan bagi Universitas Klabat sebagai bahan referensi di perpustakaan.

Bagi Masyarakat
            Diharapkan kepada masyarakat untuk dapat memberikan informasi dan persepsi yang benar tentang bahaya rokok, sehingga dapat mengurangi jumlah perokok pada remaja.

Bagi Peneliti
            Untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai sikap dan pengetahuan tentang bahaya rokok pada siswa-siswi di SMK Klabat Airmadidi, dan memberikan pengalaman serta menambah ilmu pengetahuan tentang bahaya roko

Bagi Remaja
            Untuk meningkatkan pengetahuan siswa-siswi SMK Klabat Airmadidi tentang  bahaya rokok melalui pendidikan kesehatan, dan dapat dijadikan sumber referensi, berkaitan dengan pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap mengenai bahaya rokok.

Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
            Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang bahaya rokok, dan dapat memotivasi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai  pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap tentang bahaya rokok.

Cakupan dan Batasan
            Cakupan dalam penelitian ini adalah pendidikan kesehatan dengan metode ceramah yang diberikan kepada siswa-siswi SMK Klabat Airmadidi, kelas X yang terdaftar serta aktif sekolah dan bersedia menjadi responden.
            Sedangkan batasan masalah dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMK Klabat Airmadidi kelas XI dan XII dan yang tidak menandatangani informed consent ( tidak besedia menjadi responden ).

Definisi Istilah yang digunakan dalam Penelitian

Rokok
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus yang meliputi kretek dan rokok putih yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya (Jeff Lorren, 2010).

Pendidikan Kesehatan
            Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar, dalam hal ini berarti terjadi proses perkembangan atau perubahan kearah yang lebih tahu dan lebih baik
pada diri individu melalui penyuluhan dengan menggunakan LCD dan pamflet kepada siswa-siswi selama satu minggu dengan tiga kali pertemuan.

Pengetahuan
            Pengetahuan merupakan kekayaan mental yang secara langsung atau tidak
 langsung turut memperkaya kehidupan siswa-siswi, oleh karena pengetahuan merupakan sumber jawaban bagi berbagai pertanyaan yang muncul tentang bahaya rokok.

Sikap
Sikap merupakan gambaran kemungkinan tindakan atau tingkah laku yang akan diambil oleh siswa-siswi SMK Klabat Airmadidi sebagai respon terhadap pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok yang sudah dilakukan melalui penyuluhan dan pemberian pamflet.

SMK Klabat Airmadidi
SMK Klabat Airmadidi adalah salah satu sekolah menengah kejuruan yang terletak di Kecamatan Airmadidi kabupaten Minahasa Utara
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dari pendidikan kesehatan, bahaya rokok, pengetahuan dan sikap dan apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap.

Pendidikan Kesehatan
White (2005),  menyatakan bahwa pendidikan sangat berperan besar dalam membentuk mutu kehidupan seseorang baik pendidikan secara formal di bangku sekolah ataupun nonformal diluar sekolah.
Hakekat pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk tindakan yang dapat membantu dalam proses pencegahan tentang masalah kesehatan, dan dalam upayah meningkatkan kesehatan, dengan cara memberikan pemahaman tentang syarat-syarat pemeliharaan kesehatan melalui pendidikan kesehatan (Nursalam dan Effendi, 2004).
Tujuan pendidikan kesehatan merupakan perubahan pengetahuan, sikap, motivasi, dan praktek untuk dapat meningkatkan atau mempertahankan kesehatan (Nursalam, 2009).
10

 



Wahid (2009), mengatakan bahwa ruang lingkup pendidikan kesehatan
dapat dilihat dari berbagai dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau aplikasinya.
1.      Dimensi sasaran pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi tiga dimensi : a)  Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu; b)pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok; c) pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.
2.      Dimensi tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat dengan sasaran yang  berbeda, misalnya: a) pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid; b) pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah sakit dengan sasaran pasien atau keluarga pasien; c) pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan yang bersangkutan.
3.      Dimensi pelayanan kesehatan, dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan: a) peningkatan kesehatan; b) perlindungan umum dan khusus; c) diagnosis dini dan pengobatan segera; d) pembatasan kecacatan; e) rehabilitasi.
4.      Sasaran pendidikan kesehatan dibagi dalam tiga kelompok yaitu: a) sasaran primer; b) sasaran sekunder; c) sasaran tersier
Metode Pendidikan Kesehatan
Maulana (2009), membagi metode pendidikan kedalam beberapa bagian yaitu:
1.      Metode pendidikan perorangan
Metode pendidikan ini bersifat individu dan digunakan untuk membina perilaku baru yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku.  Bentuk dari metode perorangan ada tiga yaitu: bimbingan, penyuluhan dan wawancara.
2.      Metode Pendidikan kelompok
Yang perlu diperhatikan dalam metode pendidikan kelompok adalah besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran.  Untuk kelompok besar, metode yang digunakan akan berbeda dengan kelompok yang kecil.  Efektivitas suatu metode akan bergantung pada besarnya sasaran pendidikan. 
3.      Metode Pendidikan Massa
Metode pendidikan massa untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau
publik.  Oleh karena sasaran pendidikan ini bersifat umum maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa.


Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi.  Metode ini terbagi atas: ceramah umum, pidato-pidato tentang kesehatan, simulasi, tulisan-tulisan di majalah atau koran.
Media Pendidikan Kesehatan
Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan
disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan alat untuk menyampaikan kesehatan, digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau pasien.  Adapun media pendidikan kesehatan yang digunakan meliputi: 1) media elektronik (radio, televise, internet, handphone, teleconference); 2) media cetak (majalah, koran, buletin board); 3) media papan.
Manfaat yang diambil dari penggunaan media pendidikan menurut Sumijatum, et.al (2005) yaitu : 1) menimbulkan minat sasaran pendidikan; 2) mencapai sasaran pendidikan yang lebih baik; 3)membantu dalam mengatasi hambatan bahasa; 4) merangsang sasaran pendidikan kesehatan untuk meneruskan pesan yang diterima pada orang lain; 5) mempermudah penyampaian bahasa pendidikan atau informasi; 6) mendorong keinginan orang untuk mengetahui; 7) membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.   

Pengetahuan
           
Notoadmojo (2007) menyatakan pengetahuan mempunyai tingkatan yang berbeda- beda secara garis besarnya dibagi dalam:
-          Tahu (Know)diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya .
-          Memahami (Comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui.
-          Aplikasi (Application) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari.
-          Analisis (Analysis) diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen.
-          Sintesis (Synthesis) diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
-          Evaluasi (Evaluation) diartikan sebagai kemampuaan untuk melakukan  penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dalam diri seseorang menurut Notoadmojo (2007) adalah :
1.Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.  Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.  Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
2. Informasi / Media Massa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.  Majunya teknologi yang menyediakan bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.  Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang.

3. Sosial, budaya, dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.  Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
4.Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.  Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut.  Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
5. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

6. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.   Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.  Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup :
-          Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.
-          Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental.  Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti kosakata dan pengetahuan umum.  Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia

Sikap
Azwar (2005), menyatakan bahwa sikap dapat dipengaruhi oleh faktor- faktor lain seperti lingkungan, kebudayaan, adat-istiadat, ataupun pengalaman, sehingga walaupun dengan pengetahuan yang sedang tetapi responden dapat memiliki sikap yang baik.
Sarwono (2000), menyatakan sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.  Sikap positif lebih cenderung kepada tindakan mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentuSedangkan sikap negatif  lebih cenderung menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu.
Sunaryo (2004), sikap adalah kecendrungan bertindak dari individu, berupa respon tertutup terhadap stimulus ataupun objek tertentu. 
Hariadi (2003), sikap merupakan penentu penting dalam tingkah laku.  Sikap yang ada pada seseorang akan memberikan gambaran corak tingkah laku seseorang. Berdasarkan pada sikap seseorang, orang akan dapat menduga bagaimana respon atau tindakan yang akan diambil oleh orang tersebut terhadap suatu masalah atau keadaan yang akan dihadapinya.   Jadi kemungkinan tindakan atau tingkah laku yang akan diambil sebagai respon terhadap suatu masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya dapat diketahui dari sikapnya.
Dunn dalam Potter dan Perry (2005),  menyatakan bahwa cara memaksimalkan potensi sehat pada individu melalui perubahan sikap.  Pada pendekatan model ini perawat melakukan intervensi keperawatan yang dapat membantu klien mengubah  perilaku menuju pola hidup sehat.
Oskamp (2001), mengemukakan bahwa sikap dipengaruhi oleh proses evaluatif yang dilakukan individu, oleh karena itu mempelajari sikap berarti perlu juga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi proses evaluatif, yaitu:
1.      Faktor-faktor Genetik dan fisiologik
Sebagaimana dikemukakan bahwa sikap dipelajari, namun demikian individu membawa ciri sifat tertentu yang menentukan arah perkembangan sikap ini, di lain pihak faktor fisiologik ini memainkan peranan penting dalam pembentukan sikap melalui kondisi-kondisi fisiologik, misalnya usia, atau sakit sehingga harus mengkonsumsi obat tertentu.
2.       Pengalaman Personal
Faktor lain yang sangat menentukan pembentukan sikap adalah pengalaman personal atau orang yang berkaitan dengan sikap tertentu. Pengalaman personal yang langsung dialami memberikan pengaruh yang lebih kuat dari pada pengalaman yang tidak langsung yaitu peristiwa traumatik yang merubah secara drastis kehidupan individu, misalnya kehilangan anggota tubuh karena kecelakaan.
3.      Pengaruh orang tua
       Orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan anak-anaknya, sikap orang tua akan dijadikan role model bagi anak-anaknya.
4.       Kelompok sebaya atau kelompok masyarakat
       Memberi pengaruh kepada individu  bahwa seorang individu akan berusaha untuk sama dengan teman sekelompoknya.
5.      Media massa
          Berbagai riset menunjukkan bahwa foto model yang tampil di media masa membangun sikap masyarakat bahwa tubuh langsing tinggi adalah yang terbaik bagi seorang wanita.  Demikian pula halnya dengan iklan makanan yang dihadirkan di media sangat mempengaruhi perilaku makan masyarakat.

Bahaya Rokok
Bahaya rokok telah menjadi perhatian khusus beberapa Negara dengan
dikeluarkannya peraturan-peraturan tentang rokok, misalnya ketentuan kawasan tanpa rokok, pembatasan penjualan rokok, pembatasan promosi dan iklan rokok,
pembatasan kandungan nikotin dan tar dalam rokok dengan maksud memberikan
perlindungan kesehatan masyarakat terhadap bahaya rokok di berbagai belahan dunia.
Aditama (2001),  mengatakan telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 60 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat, benzopiren 3 kali lipat, dan amoniak 50 kali lipat.  Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.
Looren (2010), memberikan peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030
tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70% diantaranya adalah negara- negara berkembang.  Kebiasaan merokok bukan saja merugikan orang yang merokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya. Saat ini jumlah perokok, terutama remaja terus bertambah, khususnya di negara-negara berkembang.  Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. 
Berikut adalah zat-zat kimiawi yang terdapat dalam rokok
Tabel 1.1.  Kandungan Kimia Rokok
No
Bahan
Fungsi
1
Aseton
Cairan yang digunakan untuk menghilangkan cat kuku.
2
Arsenik
Biasanya digunakan sebagai racun tikus.
3
Amonik
Ditambahkan kedalam rokok untuk memperkuat elmen-elemen canduan dari nikotin.
4
Benzene
Digunakan untuk pelarut bahan bakar.  Juga pada pencelupan dan karet.
5
Kadmium
Metal yang mengandung racun dalam tingkat tinggi digunakan untuk membuat baterei.
6
Karbon monoksida
Gas beracun yang dalam jumlah banyak sangat mematikan
7
Formalin
Digunakan untuk mengawetkan mayat.
8
Timah
Metal mengandung toksin tinggi, dapat menyebabkan kerusakan serius pada otak, ginjal dan sistem susunan saraf.
9
Nikotin
Zat kimiawi yang membuat rokok seperti candu obat yang sangat kuat.
10
Tar
Bahan  yang  membawa banyak zat kimia yang terkandung dalam asap rokok langsung ke dalam tubuh.
Aditama, (2001)
 Faisal (200), mengatakan fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO, kedua bahan ini selain meningkatkan kebutuhan oksigen,  juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard.  Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung.
Dadang (2003), menyatakan bahwa karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard.  CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah), dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah.
Djunaidy (2002), menyatakan nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah.  Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak. Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah.  Resiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan.  Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer.
Dampak Rokok Bagi Kesehatan
Budiono (2001), mengatakan bahwa menggunakan tembakau dengan cara dikunyah dan dihisap (merokok) akan mengakibatkan 25 jenis penyakit, diantaranya kanker paru,  tenggorokan, jantung,  hipertensi, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker esofagus, bronkhitis,impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.
Dedpiknas terus meningkatkan kampanye dampak rokok terhadap kesehatan, dimulai sejak anak usia dini tingkat SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi melalui pembentukan kawasan bebas rokok di setiap sekolah.
Mangku (2000), setiap kali menghirup asap rokok, baik sengaja atau tidak disengaja, berarti juga mengisap lebih dari 4000 macam racun, karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun ke dalam rongga dan paru-paru yang menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru.  Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mukus bertambah banyak (hiperplasia), pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir.  Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.  Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya, hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun.
Sintesa
Neuman dalam Potter dan Perry (2010), menyatakan manusia merupakan makhluk dengan kombinasai kompleks yang dinamis dari fisiologis, sosiokultural dan variabel perkembangan yang berfungsi sebagai sistem terbuka.  Manusia berinteraksi, beradaptasi dan disesuaikan oleh lingkungan yang digambarkan sebagai stressor.  Neuman meyakini bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara utuh.  Tujuan dari keperawatan adalah membantu individu, keluarga dan kelompok dalam mencapai dan mempertahankan tingkat kesehatan optimal.
            King dalam Asmadi (2008), keperawatan merupakan perilaku yang dapat diobservasi yang ditemukan dalam sisitem perawatan kesehatan masyarakat.  Tujuan keperawatan adalah menolong individu mempertahankan kesehatannya sehingga mereka dapat berfungsi dalam peran-peran mereka.
            Budiantoro (2009), menyatakan bahwa sebanyak 25% zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan sisanya 75% beredar di udara bebas yang masuk ke tubuh orang di sekelilingnya.
            Peplau (1952) dalam Potter & Perry (2005), menyatakan bahwa individu, perawat, dan proses interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien dimana perawat bertugas sebagai narasumber, konselor, dan wali.
Kerangka konseptual
            Penelitian mengenai bahaya rokok sudah banyak dilakukan.  Semua penelitian tentang rokok menyatakan bahwa rokok memang berbahaya untuk kesehatan, namun hal itu rupanya tidak berpengaruh besar terhadap kesadaran masyarakat dunia akan bahaya rokok.  Mereka justru terkesan mengabaikan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli tersebut.  Diberbagai belahan Negara, penggunaan rokok juga mulai dibatasi, di Indonesia perokok yang terlihat merokok dengan bebas di area umum, akan dikenakan sanksi.  Sanksinya bisa berupa teguran, denda, bahkan kurungan.
            Zat-zat yang berbahaya yang terkandung  dalam rokok membuat penikmatnya secara tidak langsung menciptakan penyakit yang menyerang organ vital manusia yaitu paru-paru.  Dilihat dari segi manapun, merokok memang hanya akan  menimbulkan penderitaan bagi yang mengkonsumsinya, misalnya dari segi penampilan, perokok aktif biasanya memiliki kulit yang pucat, warna gigi menjadi kuning, napas bau, dan rambut menjadi kusam.
 Dari segi keuangan, setiap perokok yang membakar rokoknya bahkan diumpamakan sedang membakar uangnya sendiri.  Peringatan pemerintah mengenai bahaya merokok sudah sangat genjar dilakukan, bahkan dalam setiap kemasan rokok kita dapat membaca bahaya-bahaya yang ditimbulkan akibat merokok
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa rokok dapat meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular termasuk stroke, sudden death, cardiac arrest, peripheralvascular disease, dan aorta aneurism.  Banyak yang terkandung dalam rokok yag bersifat ciliotoxic dimana sifatnya mengiritasi mengiritasi dinding pernafasan yang meningkatnya sekresi mukus di bronkus, penyakit pulmonal kronik, dan fungsi dari mucosilia.








Paradigma Konseptual
            Berdasarkan konsep-konsep yang telah diuraikan maka paradigma konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pengetahuan
                                                                                         
Pendidikan Kesehatan


Sikap
                                                                                         

                                 Confounding Variabel                      
-          Jenis Kelamin
-          Pendidikan Orang Tua







Pernyataan Hipotesa
Hipotesa adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk dapat dibuktikan yang akan menentukan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau harus ditolak.
Ho1: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok terhadap pengetahuan siswa-siswi.
Ho2: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok terhadap sikap siswa-siswi.
Ho3: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok terhadap pengetahuan siswa-siswi bila dilihat dari jenis kelamin.
Ho4: Tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok terhadap sikap siswa-siswi bila dilihat dari jenis kelamin.
Ho5: Tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok terhadap pengetahuan siswa-siswi bila dilihat dari pendidikan orang tua.
Ho6: Tidak ada pengaruh antara pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok terhadap sikap siswa-siswi bila dilihat dari pendidikan orang tua.






BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian ini meliputi desain penelitian, subjek partisipan dalam penelitian, sampling dan subjek alokasi, pengaturan, pengumpulan data, pertimbangan etika dalam penelitian, prosedur pengumpulan data, alur perencanaan pengumpulan data.
Desain Penelitian
Hidayat (2009), menyatakan bahwa desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam Quasy Experiment  Design  yaitu  desain eksperimen yang lebih baik validitas internalnya.  Penelitian dengan model semacam ini harus memenuhi kriteria sebuah eksperimen, misalnya test awal – perlakuan – test akhir  dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara skor sebuah gejala sebelum perlakuan dengan skor sesudah diberikan perlakuan
Rumus yang akan digunakan:

Pretest

Postest
Kelompok Eksperimen
O1
XXX
O2
Keterangan :
O1 = Pengukuran pertama ( Pretest)
O2 = Pengukuran kedua ( Postest)
X  = Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen sebanyak 3X dalam
1 minggu.
31
 


Variabel dalam penelitian ini dibagi tiga yakni variabel dependen  (yang terpengaruh), variabel independen (variabel bebas atau yang mempengaruhi) dan konfounding variabel.  Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah pendidikan kesehatan, sedangkan pengetahuan dan sikap sebagai dependen (Y), yang menjadi konfounding variabel dalam penelitian adalah jenis kelamin dan pendidikan orang tua.

·         Ho1 dan Ho2 yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh antara pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap siswa-siswi tentang bahaya rokok.
Menggunakan rumus:
Uji t berpasangan (paired t-test): t =

Dimana nilai Sd diperoleh dari : Sd =

Keterangan :

d = Different
Sd= Standar deviasi
n = Ukuran sampel (jumlah pasangan observasi)




·         Ho3 dan Ho4 yaitu mengetahui adanya pengaruh yang bermakna antara pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap siswa-siswi terhadap bahaya rokok bila dilihat dari jenis kelamin.  Menggunakan rumus :
Uji T independent : t hitung =
r = Nilai korelasi X1-X2
n = jumlah sampel
 = Rata-rata sampel ke-1
 = Rata-rata sampel ke-2                                                 
S1  =Standar deviasi sampel 1
S2 =  Standar deviasi sampel 2
S1 = Varians sampel ke-1
S2 = Varians sampel ke-2 
Untuk menentukan angka signifikan  yang digunakan standard nilai α ≤ 0.05
·         Ho5 dan Ho6 yaitu mengetahui adanya pengaruh antara pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap siswa-siswi tentang bahaya rokok dengan faktor-faktor yang mempengaruhi seperti pendidikan orangtua menggunakan rumus ANOVA :
F = Ragam Antara Kelompok
      Ragam Dalam KelompokUntuk menentukan angka yang signifikan digunakan standard nilai α ≤ 0.05



Subyek Partisipan dalam Penelitian
            Subyek partisipan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X di SMK Klabat Airmadidi yang memiliki kemauan dan secara sukarela untuk dijadikan responden.

Sampling dan Subyek Alokasi
            Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling (sampel bertujuan).   Teknik purposive sampling adalah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya (Arikunto, 2003).
Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah subjek yang dianggap mewakili seluruh populasi dengan kriteria inklusi adalah karakteristik umum dari subyek penelitian dari suatu sampling target yang dapat dijangkau dan diteliti, dan kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang tidak memiliki kriteria inklusi dari suatu studi (Nursalam, 2009).

Lokasi
Lokasi yang telah dipilih oleh peneliti untuk mengumpulkan data dari responden adalah siswa-siswi SMK Klabat Airmadidi, yang terdaftar secara resmi serta aktif  sekolah.





Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data.  Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data.
            Alat bantu yang dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai sarana dalam peyampaian materi dengan menggunakan laptop dan LCD Alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner yang berbentuk pertanyaan dan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti.  Kuesioner yang disusun langsung oleh peneliti namun telah di validasi terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang berkompeten.

Pertimbangan Etika Dalam Penelitian
Pertimbangan etika dalam penelitian untuk memperoleh izin dari intitusi dan kesediaan sekolah sebagai responden yang akan menjadi tempat dilaksanakanya penelitian ini, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah
1.      Memperoleh surat pengantar dari Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat.
2.      Memperoleh surat izin dari Kepala SMK Klabat Airmadidi.
3.      Lembar persetujuan dilengkapi dengan judul penelitian dan manfaat penelitian, serta dijelaskan kepada partisipan bagaimana prosedur dari penelitian ini.
4.      Kesediaan menjadi responden.
5.      Tidak menggunakan identitas serta kerahasiaannya dijaga.



Prosedur Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dimulai dengan menyiapkan surat izin dari Dekan Fakultas Keperawatan, bidang Akademis Universitas Klabat, Kepala sekolah SMK Klabat Airmadidi yang merupakan tempat pengambilan data, kemudian mengumpulkan responden untuk mengajukan surat persetujuan penelitian kepada responden, setelah itu barulah proses pengumpulan data dilakukan.
Prosedur  Pengumpulan  data (Pre)
1.      Mengumpulkan data awal di SMK Klabat Airmadidi.
2.      Melapor kepada kepala sekolah untuk pengumpulan data di SMK Klabat Airmadidi.
3.      Mengunjungi responden di SMK Klabat Airmadidi.
4.      Mengucapkan salam pembuka dan menjelaskan maksud serta tujuan.
5.      Memberikan informed consent sebagai tanda persetujuan untuk menjadi responden.
6.      Menjelaskan cara mengisi kuesioner.
Treatment
1.      Menyiapkan materi yang akan dibahas dalam pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok.
2.      Memberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok.
3.      Mengucapkan terima kasih



Prosedur Pengumpulan  data (Post)
1.      Responden mengisi kuesioner
2.      Ucapan terima kasih dan salam penutup.





















                                                                            





 





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar