Kamis, 07 Februari 2013

Komplikasi Hemodialisa



Komplikasi Hemodialisa

1.      Hipotensi
Penyebab :
a.       Terlalu banyak darah dalam sirkulasi mesin
b.      Ultrafiltrasi berlebihan
c.       Obat-obatan anti hipertensi

Gejala :
  1. Lemas, berkeringat, pandangan kabur
  2. Kadang-kadang mual, muntah, sesak nafas.
  3. Sakit dada.

Penatalaksanaan :
  1. Posisi tidur kepala lebih rendah dari kaki
  2. Kecepatan aliran darah dan UFR diturunkan
  3. Berikan 100ml NaCl 0,9% atau sesuai dengan tensi pasien
  4. Berikan O2 1-2 liter
  5. Kalau perlu dialisis diistirahatkan dengan cara :
ü  Darah dikembalikan ke tubuh sambil menunggu pasien membaik; selang darah diisi NaCl 0,9% dan disirkulasi.
ü  Heparin tetap dijalankan agar tidak ada sisa bekuan darah dalam selang
ü  Jika tensi sudah baik, dialisis dapat dimulai kembali
ü  Catat semua tindakan yang telah dilakukan.

Pencegahan :
ü  Anjurkan pasien membatasi kenaikan berat badan
ü  Anjurkan pasien untuk minum obat anti hipertensi sesuai dengan aturan dokter
ü  Observasi tanda-tanda vital selama dialisis berlangsung.

2.      Mual dan Muntah
Penyebab :
  1. Ketakutan
  2. Reaksi obat
  3. Hipotensi

Penatalaksanaan :
a.       Kecilkan kecepatan aliran darah
b.      Kecilkan UFR
c.       Berikan kantong plastik
d.      Bantu kebutuhan pasien
e.       Observasi tanda-tanda vital selama proses dialisis berlangsung
f.       Jika tensi turun, guyur 100 cc NaCl 0,9% sesuai keadaan umum pasien
g.      Jika keadaan sudah membaik, program dialisis diatur secara bertahap
h.      Kolaborasi dokter jika tidak ada perbaikan.

Pencegahan :
  1. Anjurkan pasien untuk membatasi jumlah cairan yang masuk dengan cairan yang keluar.
  2. Observasi tanda-tanda vital selama dialisis berlangsung.


3.      Sakit Kepala
Penyebab :
a.       Tekanan darah naik
b.      Ketakutan

Penatalaksanaan :
  1. Kecilkan kecepatan aliran darah
  2. Observasi tanda-tanda vital
  3. Jika tensi tinggi, beritahu dokter
  4. Jika keluhan sudah berkurang, jalankan program dialisis kembali seperti semula
  5. Mencari penyebab sakit kepala, cairan dialisat, minum kopi, atau ada masalah.

Pencegahan :
  1. Anjurkan pasien untuk mengurangi minum kopi
  2. Memberikan kedekatan pasien untuk memecahkan masalah yang sedang dihadap
4.      Demam Disertai Menggigil
Penyebab:
  1. Reaksi pirogen
  2. Reaksi transfusi
  3. Kontaminasi bakteri pada sirkulasi darah

Penatalaksanaan:
a.       Observasi tanda-tanda vital
b.      Berikan selimut
c.       Kolaborasi dokter
d.      Mencari penyebab demam

5.      Nyeri Dada
Penyebab :
  1. Minum obat jantung
  2. Program HD terlalu cepat

Penalataksanaan :
  1. Kecilkan kecepatan aliran darah
  2. Pasang EKG monitor
  3. Kolaborasi dokter

Pencegahan :
  1. Sirkulasi pada waktu priming agak lama, antara 10 – 15 menit
  2. Minum obat jantung secara teratur
  3. Anjurkan pasien untuk kontrol ke dokter secara teratur

6.      Gatal-gatal
Penyebab :
a.       Jadwal dialisis tidak teratur
b.      Sedang transfusi atau sesudah transfusi
c.       Kulit kering

Penatalaksanaan :
  1. Gosok dengan krim khusus untuk gatal
  2. Jika karena transfusi, kolaborasi dokter
Pencegahan :
  1. Anjurkan pasien untuk makan sesuai dengan diit.
  2. Anjurkan pasien taat dalam menjalani HD sesuai program
  3. Anjurkan pasien selalu menjaga kebersihan badan
  4. Usahakan pada saat sirkulasi, waktunya agak lama.


7.      Perdarahan AV Shunt Setelah Dialisis.
Penyebab :
a.       Tempat tusukan membesar
b.      Masa pembekuan darah lama
c.       Dosis heparin berlebihan
d.      Tekanan darah tinggi
e.       Penekanan tusukan tidak tepat

Penatalaksanaan :
  1. Tekan daearah tusukan dengan tepat
  2. Mencari penyebab perdarahan
  3. Observasi tanda-tanda vital
  4. Kolaborasi dokter jaga jika perdarahan lama berhenti

Pencegahan :
  1. Bekas tusukan AV Shunt tidak boleh digaruk-garuk / dipijat
  2. Hindari penusukan pada bekas tusukan dialisis sebelumnya.

8.      Kram Otot
Penyebab:
a.       Penarikan cairan dibawah berat badan standar
b.      Penarikan cairan terlalu cepat
c.       Berat badan naik lebih dari 1 kg/hari

Penatalaksanaan :
  1. Kecilkan kecepatan aliran darah
  2. Masage pada daerah yang kram
  3. Beri obat gosok
  4. Kompress air hangat
  5. Observasi tanda-tanda vital
  6. Kalau perlu kolaborasi dokter
Pencegahan :
  1. Jangan menarik cairan telalu cepat
  2. Anjurkan pasien untuk membatasi intake cairan

9.      Dialiser Leak / Bocor
Yaitu sobeknya membran kapiler dialiser sehingga darah keluar dari kompartemen darah, masuk ke kompartemen dialisat.

Pengkajian :
ü  Kaji adanya blood alarm
ü  Kaji warna dialisat pada kompartemen dialisat dan selang dialisat

Penatalaksanaan :
ü  Memberitahu pasien bahwa dialiser yang dipakai bocor, akan segera diganti
ü  Aliran darah distop.

Persiapan alat :
ü  Dialiser baru
ü  Klem 2 buah
ü  Heparin
ü  Spuit 1 cc
ü  NaCl 0,9%
ü  Ember
ü  Dekatkan alat-alat disamping pasien
ü  Pompa aliran darah dimatikan.
ü  Klem kanula arteri, ADL
ü  Klem infus dibuka, pompa aliran darah dijalankan
ü  Pada buble trap VBL bening lalu pompa darah dimatikan
ü  Klem kanula VBL
ü  Siapkan dialiser baru (priming)
ü  Klem AV BL yang dekat ke dialiser, dilepaskan 2 sisi dari dialiser, kemudian dipasangkan ke dialiser baru, selang dialisat disambung ke dialiser dan dialiser lama dibuang.
ü  Darah dialirkan kembali ke dalam sirkulasi ekstrakorporeal dengan cara membuka semua klem kecuali klem infus, posisi dialiser dalam keadaan terbalik sambil mengontrol udara dari sirkulasi korporeal (AVBL diaiser)
ü  Bila AVBL sudah bebas udara, posisi dialise dikembalikan ke posisi semula (merah di atas)
ü  Berikan ekstra heparin 2000 ui
ü  Memberitahu pasien bahwa penggantian dialiser sudah selsai.
ü  Mengukur tanda-tanda vital
ü  Rapikan alat-alat
ü  Dokumentasikan

10.  Dialiser Beku
Yaitu tertutupnya lumen dari membran kapiler oleh bekuan darah.
Pengkajian :
ü  Kaji dializer: hitam sebagian / seluruhnya
ü  Kaji warna darah pada dializer: berbeda (lebih gelap) dibandingkan dengan warna pada AVBL

Penatalaksanaan :
a.       Bila dializer beku sebagian
ü  Memberitahu pasien bahwa dializer beku sebagian
ü  Persiapan alat:
o   Heparin
o   Spuit 1cc
o   NaCl 0,9%
o   Kapas Alkohol

ü  Dekatkan alat-alat di samping pasien / mesin
ü  Berikan extra heparin 2000ui (disuntikkan di port AVBL)
ü  Pompa darah dinaikkan
ü  Dializer dibilas dengan NaCl
ü  HD diprogram kembali
ü  Berikan heparin 1000ui/jam (dibilas)
ü  Memberitahu pasien bahwa masalah sudah teratasi
ü  Mengukur tanda-tanda vital
ü  Rapikan alat-alat
ü  Dokumentasikan

b.      Bila dializer beku seluruhnya / beku sebagian tapi tidak teratasi dengan cara di atas, maka dializer harus diganti.
11.  Emboli Udara
Yaitu masuknya udara ke dalam tubuh dari sirkulasi ekstrakorporeal pada saat HD
Pengkajian:
ü  Kaji mesin dan peralatanya (AVBL)
ü  Kaji keluhan dan tanda-tanda:
a.       Pasien dalam posisi duduk:
ü  Pasien biasanya berteriak dan memegang telinga
ü  Kejang
ü  Sesak, muka merah
ü  Udara dari outlet masuk ke tubuh pasien

b.      Pasien dalam posisi tidur
ü  Pernafasan dalam, batuk, cianosis
ü  Pernafasan tertahan.

Penatalaksanaan:
1)      HD di stop dan darah disirkulasi
2)      Berikan oksigen
3)      Posisi kaki lebih tinggi dari kepala
4)      Mempertahankan jalan nafas
5)      Mengukur tanda-tanda vital karena pengaruh obat-obatan / cairan
6)      Pasang detector udara
7)      Sambungan-sambungan dikencangkan
8)      Menghilangkan udara dari sirkulasi ekstrakorporal
9)      Memberitahu pasien bahwa emboli udara sudah teratasi
10)  Program HD kembali
11)  Dokumentasikan

Hal-hal yang pelu diperhatikan untuk mencegah emboli udara :
ü  Sistem tertutup
ü  Buble trap jangan terlalu rendah (terisi ¾ bagian)
ü  Pasang detector udara
ü  Sambungan-sambungan dikencangkan
ü  Pada waktu mengakhiri HD harus hati-hati, apabila mempergunakan udara sebagai pendorong darah masuk ke dalam tubuh.


12.  Hipertensi
Penyebab :
Penurunan fungsi ginjal
Adanya peningkatan volume cairan
Peningkatan sekresi renin
Racun-racun uremik
Asupan natrium
Hipertiroid sekunder, dan lain-lain.
Penatalaksanaan:
Observasi vital sign pasien
Kolaborasi perawat dan dokter selama pasien menjalani proses HD
Jenis obat antihipertensi (Norvask 5 atau 10 mg, Triatek, atau catapres 150, dan beberapa kombinasi obat antihipertensi lainnya)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar